OBSERVASI MITIGASI BENCANA DUSUN BRAU DESA GUNUNG SARI KOTA BATU

HASIL DATA
OBSERVASI MITIGASI BENCANA
DUSUN BRAU DESA GUNUNG SARI KOTA BATU
KABUPATEN MALANG

Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi
Universitas Negeri Malang

1          Kondisi Landscape
Dusun Brau terletak di bagian barat Desa Gunungsari di kecamatan Bumiaji kota Batu Kabupaten Malang.Wilayah Dusun Brau secara Astronomi terletak antara: 122˚29’45.68’’Bujur Timur dan 7˚50’50.66’’ dengan batas wilayah sebagai berikut:
Bagian Utara   : Desa Tulungrejo  
Bagian Selatan: Kelurahan Songgokerto
Bagian Timur  : Dusun Claket
Bagian Barat   : Desa Pandesari  



gambar:salah satu titik di dusun brau yang rawan longsor

2          Kondisi Iklim
Secara kuantitas, nilai curah hujan tahunan rerata di Dusun Brau Desa Gunungsari di Kota Batu dan sekitarnya sesuai yang tercatat pada stasiun penakar adalah relatif besar. Sepanjang periode 30 tahun terakhir (1980 – 2010), curah hujan rerata tahunan di Kota Batu sebesar 1.876,70 mm dengan nilai terkecil sebesar 1.009,9 mm yang terjadi pada tahun 2004 dan terbesar sebesar 3.060,7 mm yang terjadi pada tahun 1992. Bulan kering biasa terjadi pada bulan Mei sampai dengan Oktober, sedangkan bulan basah biasa terjadi antara awal bulan November sampai dengan April. Curah hujan rerata bulanan terbesar adalah 398.98 mm pada bulan Januari dan terkecil sebesar 10,98 mm pada bulan Agustus. Suhu udara rerata bulanan minimum sebesar 22,80 ºC yang terjadi pada bulan Januari dan maksimum sebesar 25,12 ºC yang terjadi pada bulan Mei. Kelembaban udara relatif tahunan rata-rata sebesar 85,33 %. Kelembapan udara maksimum sebesar 88,60 % terjadi pada bulan April dan minimum sebesar 81,20 % yang terjadi pada bulan Februari
3.Kondisi Lereng
Kemiringan lereng di Dusun Brau sangat bervariasi dari datar sampai sangat curam. Lereng datar dijumpai pada dataran bagian tengah, Lereng terjal umumnya dijumpai pada tebing lereng hampir di semua lokasi. Lereng datar sampai agak datar (< 8º) luas areal berada pada dataran pemukiman penduduk. Sebagian besar berada di Dusun Brau Bawah sebagian kecil di Brau Atas. Lereng landai (8º-15º) sekitar luas wilayah pada dataran berombak di kaki perbukitan. Lereng agak curam (15º-25º)  luas wilayah pada dataran berombak-bergelombang di kaki perbukitan. Lereng curam (25º-40º) sekitar 15,47 % luas wilayah pada kawasan kaki perbukitan . Lereng sangat curam  (> 40º)dijumpai d diatas dan di bawah bagian akses jalan dari paralayang
4.Kondisi Tanah
Tanah yang terbentuk cukup bervariasi dari tanah-tanah muda sampai tanah yang cukup tua. Tanah muda (Entisol) dijumpai pada di jalur pelembahan atau lereng pegunungan yang memiliki solum tanah sangat dangkal. Andisol dijumpai di lereng atas dan tengah pegunungan yang ada di sekeliling DAS Dusun Brau. Inseptisol dijumpai pada hampir seluruh lahan dataran dan beberapa lokasi di lereng pegunungan. Molisol umumnya merupakan tanah-tanah Inceptisol yang memiliki warna hitam di permukaan, sehingga umumnya dijumpai pada dataran bergelombang di kawasan hutan. Alfisol umumnya dijumpai pada dataran di kaki-kaki perbukitan di Sekitar Dusun Brau,tetapi tanah di dusun ini banyak di temukan jenis inceptisol yang memiliki kharastristik berwarna hitam.
5.Kondisi Ekonomi, Sosial, dan Budaya Masyarakat Kota Batu Yang Dapat
   Menimbulkan Ancaman Potensi Bencana    
Ditinjau dari segi ekonomi, masyarakat Dusun Brau tinggal di lahan subur yang mayoritas bekerja sebagai petani dan peternak dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada disekitarnya sebagai sumber mata pencaharian. Pada kenyataannya, sebagaian masyarakat masih melakukan pengerusakan hutan dan memanfaatkan lahan terbuka disepanjang aliran sungai dan lereng perbukitan untuk area pertanian sebagai sumber penghasilan. Sebagai akibat dari ulah sebagian masyarakat ini maka Dusun Brau menjadi rentan terhadap ancaman tanah longsor.
Ditinjau dari segi sosial, pendidikan minimnya pendidikan kesadaran dalam penanggulangan bencana di semua tingkatan pendidikan baik pada para pendidik maupun peserta didik meningkatkan kerentanan memicu ketidaksiapan menghadapi bencana.
Ditinjau dari segi budaya, minimnya kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana meningkatkan kerentanan bencana. Hal ini dapat dilihat dari masyarakat memiliki kecenderungan perilaku kurang peduli terhadap lingkungan seperti membuang sampah ke saluran air baik sungai, drainase, gorong-gorong, penebangan hutan, dan membuka lahan pertanian di kawasan konservasi.
Data yang kami dapatkan

Nama dusun      : dusun brau
Titik kordinat      : 7
˚50’50.66’’S 122˚29’45.68’’T
elevasi                  : 1110 m
ketinggian mata                : 1.37 km
Tabel fasilitas dan titik kordinat  bencana longsor                                                               1 Juli 2013
Nama Fasilitas
Titik Kordinat
Kantor Desa Gunungsari
S 07˚50’32.7’’ E 112˚30’54.5’’
SD Gunungsari 4
S 07˚50’45.6’’ E 112˚29’42.6’’
Tempat penyediaan mck
S 07˚50’47.1’’ E 112˚29’43.5’’
Pos Kampling
S 07˚50’50.66’’ E 112˚30’54.5’’
Musola
S 07˚50’50.66’’ E 112˚30’54.5’’
Titik longsor RT 2
S 07˚50’52.9’’ E 112˚29’45.9’’
Alat EWS longsor
S 07˚50’52.0’’ E 112˚29’44.6’’
Puncak bukit yang rawan longsor
S 07˚50’56.6’’ E 112˚29’37.6’’
Brau Atas(Pos Kampling)
S 07˚57’59.2’’ E 112˚29’58.2’’
Kantor BPBD Kota Batu
S 07˚52’21.1’’ E 112˚31’20.6’’

table fasilitas yang bias digunakan apabila terjadi bencana
Nama Fasilitas
KETERANGAN
SD Gunungsari 4
Alternatif pengungsian
Kamar mandi
Alternatif penyediaan MCK
(Ada 4 kamar mandi dan 2 wc )
Musola
Alternatif pengungsian
(luas 6x6 m2 )
Pos Kampling
Alternatif posko
( luas 1,5x2 m2 )
                                                                                                                                                                          
fasilitas-fasilitas yang berkemungkinan terkena bencana apabila terjadi longsor
Nama Fasilitas
Kemungkinan Yang di Timbulkan
Akses jalan yang berada di bawah titik longsor
Tidak bisanya bantuan masuk karena akses jalan tertutup
Terganggunya perekonomian penduduk
Jembatan
Tidak bisanya bantuan masuk ke titik yang lain karena jalan terputus
Posyandu
Gedung dan peralatan yang berada di dalam rusak
Pos penampungan susu (KUD Batu)
Gedung dan peralatan di dalam rusak
Sektor ekonomi melemah karena hampir semua berprofesi penjual susu
Sungai
Menutup aliran sungai yang bisa berakibat meluapnya air di sungai
Tiang Listrik ( 4 tiang )
Matinya listrik akibat tiang yang rusak

            Dengan mayoritas masyarakat Brau yang rata-rata peternak dan di kelola semenjak tahun 1975 Budidaya sapi perah ini dilakukan masyarakat Brau sebagai penunjang ekonomi untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Sesuai audit. Nestle pada tahun 2009 Populasi sapi perah di dusun Brau mencapai 650 ekor dengan produksi susu mencapai 4500 liter / hari dan desa kami menjadi penghasil susu no. 1 terbesar di Kota Wisata Batu
Untuk mencapai hasil Susu yang berkualitas baik peternak melakukan pemeliharaan sebagai :
a.Memberi makan dan minum dilakukan 3x
    Pagi jam 04.00 WIB
    Siang jam 11.00 WIB
    Sore jam 17.00 WIB
b.Proses pemerahan 2x sehari
    Pagi jam 05.00 WIB
    Sore jam 15.00 WIB
c.Perawatan sapi dilakukan pagi hari sebelum pemerahan yaitu memandikan dan bersih –
   bersih kandang.
            Setelah pemerahan susu sapi akan dibawa ke penampungan susu yang di sediakan oleh KUD kota Batu yang berada di Dusun Brau dan disitulah masyarakat menyetorkan susu untuk di jual dan untuk masyarakat yang menyetorkan susu akan di bayar setiap 10 hari sekali tergantung berapa liter susu yang disetorkan.

1-09-2013
Titik-titik rawan longsor di dusun brau
Nama tempat
Titik kordinat
Alasan
Jalan masuk ke dusun brau dari arah paralayang (1)
S 07˚51’12.7’’ E 112˚29’46.2’’         E 1206 m
1.Kemiringan 70˚-80˚
2.jalan sempit dan di atas jalan teraseringnya kuang beraturan dan vegetasi kurang
Jalan masuk ke dusun brau dari arah paralayang (2)
S 07˚51’01.1’’ E 112˚29’50.5’’         E 1191 m
1.kemiringan 75˚-80˚
2.Jalan sempit L ±2.5 meter dan di atas jalan tebing masih jarang pepohonan,tanah gembur dan di bawah jalan tebing lumayan curam
Daerah rawan brau atas (3)
S 07˚51’02.5’’ E 112˚29’59.7’’         E 1168 m
1.kemiringan 70˚
2.pembangunan yang kurang terkonsep dan tak beraturan dan bisa memunculkan kemungkinan tanah longsor dan aliran air yang kurang bagus
Brau atas jalan per 3 an (4)
S 07˚51’01.2’’ E 112˚30’01.2’’         E 1145 m
1.kemiringan 85˚
2.tanah gembur dan kurangnya vegetasi yang menahan tanah
Brau atas,atasnya KUD batu RT2 brau
S 07˚50’52.9’’ E 112˚29’45.9’’
1.kemiringan 70˚
2.pembangunan yang kurang terkonsep dan tak beraturan dan bisa memunculkan kemungkinan tanah longsor dan aliran air yang kurang bagus

3.di bawah titik rawan longsor terdapat pusat perekonomian masyarakat dusun brau dan terdapat jalan utama penghubung antar wilayah
  
KESIMPULAN
Dari data yang kami dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.    Memperhatikan gambaran umum Dusun Brau dan potensi bencana longsor maka masyarakat perlu diberikan ilmu pengetahuan dan informasi tentang tata cara pengurangan resiko bencana dan penanggulangan bencana.
2.    Dengan dibentuknya Desa/Kelurahan Tangguh Bencana maka masyarakat dapat  berperan aktif dalam pengurangan resiko bencana dan penanggulangan bencana.
3.    Bahwa dibutuhkan dukungan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana maupun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Propinsi Jawa Timur dan Badan Penangulangan Bencana Daerah Batu dalam pelaksanaan kegiatan Sosialisasi dan Fasilitasi Pembentukan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana.

SARAN
Penanggulangan bencana adalah hal kompleks yang menuntut kerjasama yang baik, terpadu efektif dan efesien menuntut peran serta Pemerintah, Masyarakat, dan Dunia Usaha dalam upaya menjaga hasil-hasil pembangunan dapat tetap terjaga, harta benda warga tidak hilang, jiwa tidak ada yang melayang dan dampak lainnya yang tidak diinginkan.




Jonny Richards

Templateify is a site where you find unique and professional blogger templates, Improve your blog now for free.

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post