Bab I
Pendahuluan
A.
Konteks Penelitian
Pendidikan
memberikan kontribusi yang besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan
wahana membentuk masyarakat yang cerdas yang akan memberi nuansa kehidupan yang
cerdas pula dan secara progresif akan membentuk kemandirian. Masyarakat bangsa
inilah yang merupakan investasi besar untuk berjuang keluar dari krisis dan
menghadapi dunia global. Era reformasi di dunia global ini telah memunculkan
paradigma baru tentang manajemen pendidikan. Paradigma baru ini sebagai pengganti
paradigma lama yang pengelolaannya kaku dan sentralistik.
Dalam arti sederhana
pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya
sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam
perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan
atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia
menjadi dewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan
oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai
tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.[1]
Guru dalam proses belajar mengajar meliputi tugas
pedagogis dan tugas administrasi. Tugas pedagogis adalah tugas membantu,
membimbing, dan memimpin. Moh. Rifa’ yang dikutip oleh B. Suryobroto mengatakan
bahwa: “Di dalam situasi pengajaran, gurulah yang memimpin dan bertanggung
jawab penuh atas kepemimpinan yang dilakukan itu. Ia tidak melakukan
instruksi-instruksi dan tidak berdiri di bawah instruksi manusia lain kecuali
dirinya sendiri, setelah masuk dalam situasi kelas”.[2]
Guru sebagai suatu profesi dituntut untuk
mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan
nilai-nilai hidup kepada anak didik. Guru sebagai pengajar berarti meneruskan
dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik.[3]
Tugas guru bukan hanya
menyampaikan pelajaran semata, akan tetapi di samping harus membentuk watak dan
pribadi anak, juga harus dipikirkan langkah-langkah apa yang patut dilaksanakan
agar materi yang diberikan dapat diterima anak didik dengan mudah dan dalam
suasana yang menyenangkan. Guru harus memahami keadaan anak, baik di dalam
maupun di luar sekolah. Hal ini perlu sekali adanya hubungan yang terus menerus
dari piahk sekolah dengan keluarga. Home visit (kunjungan rumah) dalam
rangka suksesnya pendidikan adalah sikap yang sangat bijaksana.[4]
Menurut B. Suryobroto, guru harus melaksanakan
tugas mengajar dengan baik. Dalam menyampaikan materi pelajaran, guru harus
memiliki kemampuan profesional, yaitu terpenuhinya 10 kompetensi guru yang
meliputi:
1.
Menguasai bahan
a.
Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah.
b.
Menguasai bahan penguasaan/penunjang bidang studi
2.
Mengelola program belajar mengajar
a.
Merumuskan tujuan instruksional
b.
Mengenal dan dapat menggunakan prosedur instruksional
c.
Melaksanakan program belajar mengajar
d.
Mengenal kemampuan anak didik
3.
Mengelola kelas
a.
Mengatur tata ruang kelas untuk pelajaran
b.
Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi
4.
Penggunaan media atau sumber
a.
Mengenal, memilih, dan menggunakan media
b.
Membuat alat bantu pelajaran yang sederhana
c.
Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar
d.
Menggunakan mikro teaching untuk unit program
pengenalan lapangan.
5.
Menguasai landasan-landasan pendidikan
6.
Mengelola interaksi-interaksi belajar mengajar
7.
Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pelajaran
8.
Mengenal fungsi layanan bimbingan dan penyuluhan di
sekolah
a. Mengenai fungsi layanan program bimbingan dan penyuluhan
b.
Menyelenggarakan layanan bimbingan dan penyuluhan.
9.
Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
10. Memahami
prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan
pengajaran.[5]
Dalam pengelolaan kelas/class management seorang
guru harus berusaha menarik dan memelihara minat anak-anak. Banyak anak-anak
yang sudah mulai dengan minat yang besar terhadap topik tertentu, tetapi yang
lain tampak kurang peduli dan guru harus bekerja keras untuk membangkitkan dan
memelihara minatnya setinggi mungkin. Ruang kelas yang menarik sangat
menekankan pentingnya pameran (display). Penggunaan warna, lay out,
dan memasang hasil kerja anak-anak atau bahan pendidikan lain, merangsang minat
yang dipupuk dengan mengembangkan pameran secara berangsur-angsur melalui
keterlibatan anak dalam kegiatan itu.[6]
Pengelolaan kelas atau class management adalah
menggambarkan manfaat perlakuan intensif terhadap aspek-aspek khusus organisasi
dan pengelolaan kelas dalam konteks keseluruhan sekolah. Model pengelolaan
kelas bertujuan untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, hal ini harus
ditunjang oleh berbagai fasilitas belajar yang menyenangkan, seperti sarana,
laboratorium, pengaturan lingkungan, penampilan dan sikap guru, dan hubungan
yang harmonis antara guru dengan siswa, serta penataan organisasi dan bahan
pembelajaran secara tepat, sesuai dengan kemampuan dan perkembangan peserta
didik. Suasana belajar yang menyenangkan akan membangkitkan semangat dan
menumbuhkan aktivitas serta kreatifitas peserta didik. Berkenaan dengan hal
tersebut, sedikitnya terdapat tujuh hal yang harus diperhatikan, yaitu “ruangan
belajar, pengaturan sarana belajar, suasana tempat duduk, penerangan, suhu,
pemanasan sebelum masuk ke materi yang akan dipelajari (pembentukan dan pengembangan
kompetensi), dan bina suasana dalam pembelajaran”.[7]
Sedangkan kelas merupakan wahana yang paling
dominan bagi terselenggaranya proses pembelajaran bagi siswa di sekolah.
Kedudukan kelas yang begitu penting mengisyaratkan bahwa tenaga kependidikan yang
profesional yang dikehendaki, terutama guru harus profesional dalam mengelola
kelas bagi terselenggaranya proses pendidikan dan pembelajaran yang efektif dan
efisien.[8]
Dalam UU Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal
1 ayat 14 menyatakan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[9]
MTs Al-Ishlahiyah turut membantu dalam perkembangan
sikap, pengetahuan, ketrampilan, dan untuk pertumbuhan serta perkembangan
selanjutnya. Oleh karena itu, pengelolaan lembaga MTs Al-Ishlahiyah harus
ditangani dengan baik agar menghasilkan anak didik yang berkualitas. Dalam
pengelolaan kelas, diperlukan manajemen yang baik agar segala potensi kerja MTs
Al-Ishlahiyah dapat dikerahkan secara optimal. Untuk menjalankan pengelolaan
kelas secara efektif dan efisien diperlukan manajemen yang terencana. Intinya,
pada saat siswa jenuh atau bosan dalam proses belajar mengajar, maka untuk
menghilangkan kejenuhan tersebut, pembelajaran dilaksanakan di masjid/di luar
kelas, sehingga siswa bisa bersemangat belajar dan dapat menerima pelajaran
dengan baik.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis
tertarik mengadakan penelitian tentang pengelolaan kelas. Sedangkan penulis
memilih MTs Al-Ishlahiyah Bobosan Kemiri Kandangan Kediri sebagai objek
penelitian, berdasarkan alasan sebagai berikut:
Pengelolaan kelas di MTs
Al-Ishlahiyah Bobosan Kemiri Kandangan Kediri merupakan kendala yang menghambat
keberhasilan pembelajaran, sehingga membutuhkan strategi, cara, metode, dan
teknologi yang tepat agar pembelajaran bisa berhasil dan optimal sesuai yang
diharapkan. Oleh karena itu optimalisasi pengelolaan kelas memegang peranan
penting dalam proses pembelajaran. Menilik dari begitu pentingnya pembahasan
ini, penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian di MTs Al-Ishlahiyah
Bobosan Kemiri Kandangan Kediri yang akan diformulasikan dalam judul “Strategi
Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di MTs Al-Ishlahiyah Bobosan
Kemiri Kandangan Kediri”.
B.
Fokus Penelitian
Berdasarkan konteks
penelitian sebagaimana tersebut di atas, maka fokus penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana pengelolaan kelas dalam pembelajaran bahasa
Indonesia di MTs Al-Ishlahiyah Bobosan Kemiri Kandangan Kediri?
2.
Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam
pengelolaan kelas di MTs Al-Ishlahiyah Bobosan Kemiri Kandangan Kediri?
C.
Tujuan Penelitian
Sesuai
dengan fokus penelitian di atas, maka tujuan yang diharapkan dari penelitian
ini adalah:
- Untuk
menganalisa pengelolaan kelas dalam pembelajaran bahasa Indonesia di MTs
Al-Ishlahiyah Bobosan Kemiri Kandangan Kediri.
- Untuk
menganalisa faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan kelas di MTs
Al-Ishlahiyah Bobosan Kemiri Kandangan Kediri.
D.
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan
manfaat dan kegunaan sebagai berikut:
- Sebagai
usaha dalam meningkatkan pengetahuan di bidang penelitian pendidikan dalam
mengambil langkah untuk mengelola manajemen kelas dalam proses
pembelajaran.
- Sebagai sumbangan pemikiran bagi hasanah ilmu
pengetahuan dan pengambilan kebijakan yang terkait dalam proses
pengelolaan manajemen kelas.
- Upaya
untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan wawasan berpikir kritis
bagi diri penulis, guna melatih kemampuan, memahami dan menganalisis
tentang masalah upaya guru dalam mengelola manajemen kelas.
E.
Definisi Operasional
Agar tidak timbul
perbedaan pengertian atau kekurangjelasan dan kesalahpahaman makna berkenaan
dengan judul di atas, maka penulis menganggap perlu adanya definisi
operasional. Definisi operasional, yaitu definisi yang didasarkan atas
sifat-sifat yang didefinisikan dan dapat diamati. Definisi operasional dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Strategi mengandung arti perencanaan dan arah langkah
yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan. Tujuan di sini yakni tercapainya
pendidikan yang efektif dan efisien sesuai dengan yang dicita-citakan.[10]
2.
Pengelolaan adalah pengurusan atau penyelenggaraan agar
sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif, dan efisien.[11]
3.
Pengelolaan kelas yaitu “suatu keadaan yang menyediakan
kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya proses belajar mengajar yang
menyangkut pengaturan tata ruang yang memadai untuk pengajaran dan menciptakan
iklim mengajar yang serasi”.[12]
F.
Sistematika Penulisan
Laporan penelitian ini terdiri dari tujuh bab,
yang akan dikemukakan sistematika laporannya sebagai berikut:
Bab I adalah pendahuluan. Di dalam bab ini
dijelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian, dan
sistematika penulisan.
Bab II merupakan bab yang menyajikan tinjauan
pustaka dan kajian beberapa teori yang berkaitan dengan fokus penelitian. Topik
yang akan dikemukakan antara lain: Pengertian pengelolaan kelas. Tujuan
dan ruang lingkup pengelolaan kelas. Faktor-faktor pendukung dan penghambat
dalam pengelolaan kelas, yang terdiri dari kurikulum, gedung dan sarana
prasarana, faktor fasilitas, guru, murid, dinamika kelas, dan lingkungan
sekitar. Masalah-masalah dalam pengelolaan kelas, yang terdiri dari masalah
individual dan masalah kelompok. Usaha-usaha dalam mengatasi masalah
pengelolaan kelas, yang meliputi usaha preventif pengelolaan kelas dan usaha
kuratif masalah pengelolaan kelas.
Bab III adalah bab yang mengungkapkan metode
dan prosedur yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam bab ini akan diuraikan
tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi
penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan
keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.
Bab IV adalah setting lokasi yang berisi
temuan-temuan penelitian yang akan diperoleh di lapangan, antara lain tentang letak
geografis MTs Al-Ishlahiyah Bobosan Kemiri Kandangan Kediri, sejarah singkat
berdirinya, profil, visi dan misi, keadaan guru dan karyawan, kondisi siswa,
struktur organisasi, dan fasilitas belajar mengajar MTs Al-Ishlahiyah Bobosan
Kemiri Kandangan Kediri.
Bab V adalah bab yang berisi paparan data dan
temuan-temuan yang diperoleh di lapangan
yang berisi tentang strategi pengelolaan kelas dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia di MTs Al-Ishlahiyah Bobosan Kemiri Kandangan Kediri.
Bab VI adalah bab yang berisi pembahasan
terhadap temuan-temuan penelitian. Hasil pembahasannya akan didiskusikan dan
dikonfirmasikan dengan teori-teori atau pendapat-pendapat para ahli.
Bab VII merupakan bab penutup. Di dalam bab ini
dikemukakan kesimpulan dari hasil penelitian, selanjutnya saran-saran sebagai
tindak lanjut penelitian.
[1] Sudirman N. dkk., Ilmu Pendidikan, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1992), h. 4.
[2] B. Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di
Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 4.
[3] Syaiful
Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : Rineka Cipta,
2000), h. 34.
[4] Afifudin dkk., Psikologi Pendidikan Anak
Usia Sekolah Dasar, (Solo: Harapan Masa, 1998), h. 91.
[5] Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di
Sekolah, 4-5.
[6] Richard
Dunne dan Ted Wragg, Pembelajaran Efektif, terj. Anwar Jasin, (Jakarta:
Gramedia, 1996), h. 49-50.
[9] Undang-undang RI No. 20 tahun 2003, Sistem
Pendidikan Nasional beserta Penjelasannya, (Bandung : Citra Umbara, 2003), h. 7.
[10] Siti Kusrini, Strategi Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (Malang: IKIP, 1995), 3.
[11] Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan
Pengelolaan Kelas (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1985), h. 116.